Menara Pisa merupakan salah satu ikon terkenal yang dari negara Italia. Menara Pisa juga dikenal sebagai salah satu 7 keajaiban dunia, karena cirinya khas bangunan ini terlihat miring seakan-akan ingin runtuh.
Faktanya, menara ini tetap kokoh hingga saat ini. Bahkan dengan bentuk bangunan yang miring Menara Pisa tidak runtuh meski sering terjadi gempa bumi.
Dilansir dari detikEdu, Menara Pisa adalah tempat lonceng dan tidak dibangun dengan konstruksi miring seperti yang terlihat saat ini. Kemiringan ini terjadi diakibatkan sebuah musibah pada abad ke-12.
Sebenarnya apa yang membuat Menara Pisa tetap kokoh hingga saat ini. Berikut alasannya:
Melansir dari laporan Live Science, para peneliti telah melakukan penyelidikan penyebab menara tersebut tetap bertahan meskipun memiliki kemiringan berbahaya serta tidak runtuh meski terjadi gempa bumi.
Menurut seorang peneliti dari Departemen Teknik Sipil di University of Bristol Inggris, Gabriele Fiorentino mengatakan bahwa karena adanya interupsi yang lama pada konstruksi menara memberi waktu pada struktur untuk menetap di tanah lunak, sehingga memperkuat strukturnya.
Selain itu, karena alas menara lebih tebal dibandingkan bagian atas yang dilapisi kolom. Hal ini membuat pusat massanya lebih rendah ke tanah dan membuatnya lebih stabil.
Selama hampir 10 tahun, Menara Pisa masih berdiri meski telah terjadi gempa bumi di kawasan tersebut sebanyak empat kali sejak tahun 1280.
Terkait peristiwa tersebut, beberapa insinyur dan pakar seismologi mencoba mencari alasan mengapa Menara Pisa tidak roboh. Mereka menemukan bahwa kokohnya Menara Pisa berkaitan dengan fenomena yang disebut kedinamisan interaksi struktur tanah.
Menara Pisa tidak terpengaruh oleh getaran bumi karena kombinasi yang pas antara beban, ketinggian, dan derajat kemiringan menara yang dikombinasikan dengan faktor kelembutan tanah sehingga menyebabkan getaran struktur Menara Pisa mampu diredam dengan baik.
Kemiringan dari Menara Pisa ini berangsur bertambah menjadi 5,5 derajat membuat pemerintah mengambil tindakan untuk mencegah kemiringan menara yang dapat menyebabkan keruntuhan.
Upaya tersebut dilakukan dengan membubuhkan 600 ton (544 metrik ton) timah ke dasar sisi utara menara pada tahun 1993, dengan harapan dapat mengkompensasi sisi selatan yang tenggelam.
Namun hasilnya tidak menghentikan tingkat kemiringan, bahkan setelah mereka menambahkan tambahan 300 ton (272 metrik ton) ke sisi utara. Lalu, langkah berikutnya yang dicoba untuk mengurangi kemiringan yaitu melakukan bor untuk menghilangkan tanah di bawah sisi utara pondasi menara secara non-invasif. Saat tanah dihilangkan, struktur pun perlahan mulai berputar ke utara.
Baca Juga: Mengenal Italia Lebih Dekat
“Ketika mereka melakukannya, mereka berkata bahwa mereka [memutar] mundur waktu menara selama 200 tahun,” kata Fiorentino kepada Live Science.
Upaya ini menurunkan kemiringan menara sebesar 10%, menjadikannya miring 5 derajat. Meski begitu, perbaikan tersebut tidak dapat menjamin menara akan kokoh selamanya. Mereka tidak bisa memperkirakan berapa lama lagi menara itu akan berdiri.
“Dalam 300 tahun ke depan, itu bisa miring kembali ke kemiringan 5,5 derajat dari tahun 1990-an, bergeser lagi di atas tanah lunak. Namun sementara itu, menara itu aman karena beberapa alasan,” jelas Fiorentino.